Untuk mereka yang tidak gemar dengan grup band Ungu, sebaiknya lewatkan saja film ini. Mengapa? Karena tidak ada alasan untuk mengeluarkan uang dan menontonnya, kecuali Anda memang sedang benar-benar galau dan membutuhkan penghiburan klise.
Memang, kehadiran grup musik papan atas macam Ungu yang memiliki jutaan penggemar tentulah memberikan pertimbangan komersial yang cukup signifikan bagi pembuat film ini. Dengan menempatkan kelima personel kelompok Ungu sebagai pemeran utama diharapkan jutaan penggemarnya berbondong-bondong ke bioskop dan mengembalikan modal sang produser.
Untunglah, kehadiran Ungu di film ini tidak berhenti di tataran "pemujaan diri" dengan menjadikan mereka sebagai superstar. Meski masih menggunakan nama asli mereka (Pasha, Makki, Onci, Rowman dan Enda), para persone Ungu ditempatkan sebagai manusia biasa dengan segala kelebihan dan kekurangannya. Alkisah, Pasha berencana melamar kekasihnya, Lisa. Tak disangka, Lisa tiba-tiba memutuskan hubungan mereka karena memilih laki-laki lain.
Pasha patah hati. Teman-temannya mulai mengkhawatirkan kondisi Pasha, dan memutuskan untuk melakukan tindakan. Makki pun menghubungi sebuah lembaga yang menawarkan jasa mengembalikan motivasi dan menolong depresi, milik Talita (Nirina Zubir). Dengan segera, Talita pun turun tangan dan mencoba menolong Pasha.
Talita menghibur Pasha, membersihkan rumahnya, mengantarkannya jalan-jalan di taman, hingga menjodohkannya dengan klien perempuannya yang cantik namun aneh bernama Shelly. Karena sebuah insiden, Shelly justru jatuh cinta dengan Onci. Mereka pun menjalani hubungan secara diam-diam, supaya tidak diketahui Pasha dan teman-teman lain. Talita pun kebingungan saat Shelly menyatakan tidak mau dijodohkan dengan Pasha.
Pasha, sebaliknya, tidak peduli dengan Shelly dan justru jatuh cinta pada Talita. Talita mulai panik dan menyatakan mundur dari tugasnya. Pasha salah paham dan menyangka bahwa Talita selama ini hanya berpura-pura baik padanya demi uang. Talita tersinggung dengan tuduhan Pasha, dan pergi begitu saja. Tentu saja, teman-teman Pasha jengkel dan mendesak Pasha untuk meminta maaf.
Ketika kelima laki-laki Ungu ini hendak menemui Talita, mereka bertemu dengan Dio, seorang anak pengidap kanker klien lain Talita. Ternyata Talita telah mendedikasikan hidupnya untuk membantu anak-anak pengidap kanker karena ia sendiri mengalami sakit parah. Pasha merasa hanya Talita yang ia cintai. Pasha pun melamar Talita namun mantan pacarnya, Lisa, datang kembali. Dan begitulah film akan dibawa ke detik-detik akhir genre romcom (komedi romantis) dengan hukum-hukumnya yang sepertinya sudah universal: they live boringly ever after.
Film ini dihiasi dengan lagu-lagu Ungu, terutama dalam adegan-adegan yang dianggap dramatis. Dramaturgi film ini sendiri gampang ditebak, dan karena mudahnya memperkirakan alur film ini, kekuatan yang ingin ditonjolkan terletak di dialog-dialog dan adegan-adegan komedi serta romantis. Untuk komedi, film ini sebenarnya mampu menimbulkan tawa. Hal ini terutama ditolong dengan "ketulusan" dan kepolosan akting para personel Ungu (yang paling menonjol Onci dan Rowman).
Namun, adegan-adegan romantis dengan dialog-dialog yang cukup berlebihan apabila diunggah di Twitter, cukuplah membuat perasaan kita ganjil. Belum lagi detail-detail kecil yang cukup aneh (misal: sebenarnya pekerjaan Talita itu apa sih kok memiliki banyak waktu untuk mengurus satu laki-laki saja?) dan hal-hal yang serba kebetulan serta klise (sakit parah, yatim piatu). Oleh karena itu, film ini mungkin bisa cocok untuk jiwa-jiwa nelangsa zonder penghiburan, namun tidak untuk mereka yang menganggap diri cukup rasional.
Cari Gambar HOT
Saturday, May 21, 2011
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment